Senin, 18 Juni 2012

KEPEMIMPINAN


KEPEMIMPINAN
        Kepemimpinan adalah proses memberi contoh kepada pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukan dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli , pengrajin atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli di harapakan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran atau intruksi.

Teori kepemimpinan
        Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta  menunjang kepada prduktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan di bahas tenytang  teori kepemimpinan.
seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai refensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain.
Teori kepemimpinan sifat ( Trait theory)
       Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teor sifat berkembang pertama kali di yunani kuno dan romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “The Greatma Theory”. Dalam perkembangan, teori mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psiklgi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

1. Model Kepemimpinan Kontingensi
       Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin. Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku.
       supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat), directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan peraturan, prosedur dan petunjuk yang ada), participative leadership (konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan keputusan) dan achievement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasasi yang menantang dan menekankan perlunya kinerja yang memuaskan.

2. Teori kepemimpinan Vroom dan Yetton

       Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu mitos the Birthright, the For All – Seasons , dan the Intensity. Mitos the Birthright berpandangan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dihasilkan (dididik). Mitos ini berbahaya bagi perkembangan regenerasi pemimpin karena yang dipandang pantas menjadi pemimpin adalah orang yang memang dari sananya dilahirkan sebagai pemimpin, sehingga yang bukan dilahirkan sebagai pemimpin tidak memiliki kesempatan menjadi pemimpin Mitos the For All – Seasons berpandangan bahwa sekali orang itu menjadi pemimpin selamanya dia akan menjadi pemimpin yang berhasil. Pada kenyataannya keberhasilan seorang pemimpin pada satu situasi dan kondisi tertentu belum tentu sama dengan situasi dan kondisi lainnya. Mitos the Intensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas dan galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika didorong dengan cara yang keras.
Secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat pada diri seorang pemimpin adalah:
1. Mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih balk daripada orang-orang yang dipimpinnya.
2. Juara, artinya memiliki prestasi balk akademik maupun non akademik yang lebih baik dibanding orang-orang yang dipimpinnya.
3. Tangungjawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggungjawab yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya.
4. Aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih balk dibanding oramg-orang yang dipimpinnya.
5. Walaupun tidak harus, sebaiknya memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi.

3. Path Goal Theory
        Dasar teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang di butuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan. Istilah path goal ini dating dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka, dan menciptakan penelusuran di sepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan dan pitfalls
Model path goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar
1. Memberi kejalasan alur.
2. Meningkatkan jumlah hasil bawahannya.
     Empat perbedaan gaya kepemimpinan dijelaskan dalam model path-goal sebagai berikut
1. Kepemimpinan Pengarah ( Directive Leadership )
Pemimpinan memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka, memberitahukan jadwal kerja yang harus disesuaikan dan standar kerja, serta memberikan bimbingan/arahan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas tersebut, termasuk di dalamnya aspek perencanaan, organisasi, koordinasi dan pengawasan.
2. Kepemimpinan Pendukung ( Supportive Leadership )
Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan. Ia juga memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadaan mereka, status, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi, sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan di antara anggota kelompok
3.Kepemimpinan partisipatif ( Participative Leadership )
Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran-saran dan ide mereka sebelum mengambil suatu keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan.
4.Kepemimpinan Berorientasi Prestasi ( Achievement Oriented Leadership )
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut.
Model kepemimpinan path-goal berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model ini, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya..
Model path-goal menjelaskan bagaimana seorang pimpinan dapat memudahkan bawahan melaksanakan tugas dengan menunjukkan bagaimana prestasi mereka dapat digunakan sebagai alat mencapai hasil yang mereka inginkan. Model path-goal juga mengatakan bahwa pimpinan yang paling efektif adalah mereka yang membantu bawahan mengikuti cara untuk mencapai hasil yang bernilai tinggi.

Tipe-tipe kepemimpinan
1. Adaptif
        Dalam keadaan normal, mungkin saja tidak akan ada jawaban yang mudah, tapi setidaknya akan ada sebuah jawaban. Di saat krisis dan terjadi perubahan di mana-mana, seorang pemimpin harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dalam menjalankan bisnisnya. Seorang pemimpin yang adaptif dapat menyesuaikan diri dan perusahaan dengan keadaan yang dinamis, menyesuaikan nilai mereka dengan perubahan ya g terjadi, dan membantu bawahan mereka untuk dapat ikut menyesuaikan diri dan mengenali perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kepercayaan bawahan tersebut kepada mereka. Contoh pemimpin adaptif yang dapat Anda lihat adalah Sam Palmisano dari IBM, dan Ford’s Alan Mulally.
2. Kecerdasan emosinal
        Seorang psikolog Daniel Goleman mengkorelasikan kepemimpinan yang sukses dengan kesadaran akan perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain. Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional sangat bisa mengatur diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain, dan mereka juga seringkali merupakan orang yang sangat hebat dalam mempengaruhi (dalam arti yang baik). Semua orang dapat berlatih dan belajar untuk bisa cerdas secara emosional.

3. Karimastik
       Seorang pemimpin yang kharismatik dapat mempengaruhi orang lain untuk melewati kepemimpinan bersama dirinya. Sembilan puluh tahun yang lalu, sosiologis Max Weber menggambarkan otoritas kharismatik berasal dari karakter yang luar biasa, pejuang, dan kesucian. Dewasa ini, kharismatik lebih berhubungan dengan personality seseorang dan tampaknya susah untuk diajarkan. Seorang pemimpin yang kharismatik dapat menjadi motifator yang hebat dan seringkali membawa kesuksesan yang luar biasa bagi perusahaannya. Contoh pemimpin yang kharismatik adalah Theodore Roosevelt.

4. Authentic
        Authenticity, seperti halnya passion, adalah sebuah kata yang sering digunakan. Tapi kata ini tetap masih terdengar fresh ketika mantan CEO dari Medtronic, Bill George menggunakan kata ini untuk menggambarkan pemimpin dengan integritas dan karakter. Itu di tahun 2003, dua tahun setelah runtuhnya Enron dan delapan tahun sebelum Medtronic, dibawah CEO yang lain, membayar lebih dari dua puluh tiga juta dollar untuk mengatur klaim untuk  membayar kesalahan mereka. Hal ini menunjukan, seorang pemimipin yang memiliki keaslian, seperti James Goodnight dari perusahaan software raksasa SAS merupakan seorang bintang dari keteguhan dan disiplin.

5. “Level 5 leader”
        Seperti yang digambarkan seorang pebisnis hebat Jim Collins, pemimpin level 5 mengejar tujuan dengan kegigihan seperti seekor singa dan kerendahan hati seperti seekor domba. Orang seperti ini sangat sulit dicari. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang murah hati, bertanggung jawab, dan meletakkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi. Meskipun banyak entrepreneur yang dikatakan merupakan pemimpin level 5, yang perlu dilihat apakah mereka bisa menekan ego mereka sendiri dalam menjalankan perusahaan atau tidak.

6. Mindful
       Terlalu banyak pemimpin yang menjalani kepemimpinan mereka berdasarkan pada asumsi lama dan aturan-aturan yang tidak praktis. Jika pemimpin tersebut memberikan perhatian pada lingkungan mereka, memperhatikan, menganalisa dan yang paling penting, mendengarkan orang lain, maka mereka akan menanyakan pertanyaan yang lebih pintar, dapat mendeteksi perubahan yang terjadi, dan dapat menjadi pelajar yang lebih baik. Kesadararan ini akan lebih mudah dilakukan oleh para pemimpin muda, yang belum tercemar oleh pemikiran-pemikiran lama dan kebiasaan-kebiasaan lama. Tapi perusahaan raksasa juga seringkali melahirkan pemimpin-pemimpin yang mindful.

7. Narsisme
        Diluar para pemimpin yang hebat, terdapat juga beberapa pemimpin yang tidak patut dicontoh. Beberapa diantaranya adalah pemimpin yang terlalu mencintai dirinya sendiri, atau yang biasa kita kenal dengan nama pemimpin yang narsis. Pemimpin yang narsis tidak mendengarkan orang lain, tidak ingin belajar, tidak ingin mengajar, dan tidak suka jika ada pendapat yang berbeda dari pendapat mereka. Tapi tidak semua pemimpin yang narsis itu buruk. Psikoanalisis Michael Maccoby menggambarkan satu tipe narsis yang tidak terlalu buruk. Contoh pemimpin seperti ini adalah Bill Gates dan Andy Grove. Mereka adalah pemimpin yang visionaris, dan mampu membawa orang-orang mengikuti visi yang mereka buat. Tipe pemimpin seperti ini ternyata memiliki pendamping yang mampu menutupi kekurangan mereka, dan tetap menjaga mereka utnuk rendah hati.

8. “ No-excuse” leadership
        Kemiliteran tampaknya merupakan suatu tempat yang memiliki pembelajaran kepemimpinan yang tinggi dan tidak pernah berakhir. Kepemimpinan yang “no-excuse” merupakan tipe kepemimpinan yang biasanya terdapat di dunia militer. Tipe kepemimpinan ini akan mampu membuat keputusan dengan cepat, bersikap tegas dan keras, dan menunjukan mental yang kuat. Ini merupakan suatu kebetulan ketika penelitian di tahun 2006 menunjukan bahwa perusahaan yang dipimpin oleh mantan militer mengungguli S&P 500, dan pemimpin tersebut bertahan lebih lama dalam pekerjaan mereka. Contoh pemimpin ini adalah Frederick Smith, mantan angkatan laut yang menjalankan FedEx selama lebih dari 40 tahun.

9. Menular
        Richard Boyatzis dan Annie McKee menyebutkan bahwa emosi itu menular: Moral seseorang dapat naik dan turun sesuai dengan mood dari sang pemimpin. Pemimpin yang positif dan bersemangat dapat menularkan hal itu kepada bawahan mereka dan menularkan antusiasme yang positif dalam perusahaan. Merupakan hal yang penting untuk diingat bahwa Anda harus dengan cermat menghitung dan merancang perusahaan Anda, dan seberapa banyak hal itu akan mempengaruhi kehidupan pribadi Anda. Seorang pemimpin harus mampu memisahkan permasalahan pribadi dari kehidupan profesional mereka.

10. Melayani
        Pemimpin tipe ini adalah pemimpin yang bersedia untuk melayani bawahannya, tidak tertutup pada batasan jabatan. Pemimpin tipe ini akan bersedia untuk pertama kali melayani, dan bersedia menjadi contoh agar bawahan mereka dapat bekerja dengan lebih baik. Tipe-tipe pemimpin ini adalah mereka yang memiliki empati yang besar, peduli, dan mau menyembuhkan.

Tokoh kepemimpinan presiden soekarno
        Pemerintahan presiden soekarno (1945-1959) di warnai semangat revolusioner, serta dipenuhi kemelut politik dan keamanan. Belu genap setahun menganut system presidensial sebagaimana yang diamanatkan UUD 1945, emerintahan seokarno tergelincir ke system semi parlmeneter. Pemerintahan parlementer pertama dan kedua dipimpin oleh perdana mentri Sutan Sjahrir. Pemerintahan dilanjutkan oleh PMMMuhammad Hatta yang merangkap Wakil presiden.
        Kepemimpinan soekarno terus menerus berada di bawah tekanan militer belanda yang ingin mengembalikan penjajahan, pemberontakan –pemberontakan bersenjata dan peraingan diantara partai-partai politik. Sementara pemerintahan parlementer jatuh bangun. Perekonomian terbengkalai lantaran berlaru-larutnya kemelut politik. Ironisnya, meskipun menerima system parlementer, seorkarno membiarkan pemerintahan berjalan tanpa parlementer yang dihasilkan oleh pemlu umum. Anggota DPR (DPRGR) dn MPR (MPRS) diangkat oleh presiden dari partai-partai politik yang dibentuk berdasarkan maklumat wakil presiden, tahun 1945.
        Demi kebutuhan membentuk bada konstituante untuk menyusup kontitusi baru menggantikan UUD 1945, soekarnoo menyetuji penyelenggaraan pemilu tahun 1945, pemilu pertama dan satu-satunya pemilu selama pemerintahan pada saat itu. Pemilu trsebut menghasilkan 4 besar partai pemenang akni PNI, Masjumi, NU dan PKI. Usai pemilu, badan konstituante yang disusun berdasarkan hasil pemilu, mulai bersidang unuk menyusun UUD baru. Namun siding-sidang secara marathon selama 5 tahun gagal mencapai kesepakatan untuk menetakan sebuah UUD yang baru. menyadari bahwa negar berada di ambang perpecahan. Soekarn dengan dukungan angkatan darat, mengumumkan dekrit 5 juli 1959.
isinya: membubarkan badan kontituante dan kembali ke UUD 1945. Sejak 1959 sampai 1966,
Bung karni memerintah denga dekrit, menafikan pemilu dan mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup. Pemerintahan parlementer yang berpegang pada UUD sementara, juga jatuh dan bangun oleh mosi tidak percaya. Akibatnya kondisi ekonomi kacau pada fase kedua kepemimpinannya. 1959-196. Soekarno menerapkan demokrasi terpimpin. Semua anggota DPRGR dan MPRS diangkat untuk mendukung program pemerintahannya yang lebih focus pada bidang politik. Bung karno berusaha keras menggiring partai-partai politik ke dalam ideologisasi NASAKOM nasional, Agama dan komunis. Tiga pilar utama partai politik yang mewakili NASAKOM adalah PNI, NU dn PKI. Bung karno menggelorakan manifesto politik USDEK.
Diamenggalang dukungan dari semua kekuatan NASAKOM. Namun di tengah tingginya persaingan politik Nasakom itu, pada tahun 1963, bangsa ini berhasil membebaskanIrian Barat dari cengkraman Belanda. Tahun1964-1964, soekarno kembali menggelorakan semangat revosioner bangsanya kedalam peperangan (konfrontasi) melawan federasi Malaysia yang didukung inggris. Sementara dalam kondisi itu, tersiar kabar tentang sakitnnya soekarno. Situasi semakin runyam tatkala PKI melancarkan Gerakan 30 September 1965. Tragedi pembunuhan tujuh jenderal Angkatan Darat tersebut menimbulkan situasichaos di seluruh negeri dan menyebabkan kondisi politik dan keamanan hampir tak terkendali.Menyadari kondisi tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 kepada jendral soharto. Ia mengangkat jendral soharto selaku panglim komandan keamanan dan ketertiban (kopkamtib) yang bertugas mengembalikan keamanan dan ketertiban. Langkah penertiban pertama yang dilakukan soeharto, sejalan , seteah tragedy berdarah tersebut. Dimintai pertanggungjawababbya ditolak. Kemudian seoeharto diangkat selaku pejabat presiden dan di ikukuhkan oleh MPRS menjadi Presiden RI yang kedua, Maret 1969.

Gaya Kepemimpinan Soekarno
 
     Melihat bagaimana seorang Soekarno memimpin di dalam sebuah organisasimaupun pemerintahan, menunjukkan perannya yang sentral sebagai seorang pemimpinsejati, sebagai seorang inspirator, idealis dan sebagai simbol perjuangan rakyat dalammenegakkan negara yang berdaulat yang dapat dijadikan sebagai panutan. Akan tetapi,ia akhirnya dijadikan kambing hitam atas peristiwa yang mengakibatkan kekacauan politikdi masa akhi kepemimpnannya. Dan gaya yang diterapkannya jelas menujukan bahwa soekarno merupakan tipe kepemimpinan yang demokratis dengan mengedepankan semangat persatuan di atas kepentingan golongan, kelompok, ras, suku,agama tertentu akan tetapi juga ada yang menilainya sebagai pemimpin yang bertipe otoriter karena terkesan memaksakan kebijakan pemerintahannya kepada lemvaga legislatif pada saat itu.Sebagai seorang pemimpin sejati soekarno mampu membawa arah perjuangantetap konsisten meskipun banyaknya rintangan yang dihadapinya. Dapat dijadikancontoh ketika beliau berkali-kali dipenjara oleh pemerintahan kolonial,beliau tetap tegar bahkan semakin lantang dalam menentang penjajahan sampai memperoleh kemerdekaannya. Dalam hal sebagai inspirator atau seorang idealis Soekarno dapat menunjukkan prestasinya melalui rumusan Pancasila yang menjadi dasar negara hingga sekarangdisamping pemikiran-pemikiran yang lain seperti Marhaenisme, kemandirian untuk hidup di atas kaki sendiri, nasionalisme persatuan di atas perbedaan yang ada di dalam Negara dan satu idealime yang kntroversial mengenai konsep NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) demi tercapainya persatuan bangsa mencapai eksitensinya di dalam mempertahankan kemerdekaan. Sebagai pemimpin yang idealis,Soekarno tidak mudah terpengaruh dengan keadaan bangsa ketika dihadapkan pada situasi yang sedang gawat. Beliau tetap berada untuk berada di atas prinsipnya sendiridan menghindari campur tangan asing. Idealis seperti ini tercermin dengan seringnya pergantian system pemerintahan demi mgngatasi masalah di dalam keadaan yang berbeda-beda. Bahkan idealism teklihat agak otoriter karena harus memaksakankeputusannya dalam mengatasi krisis dengan dekrit presiden, dan mengangkat dirinyamenjadi presiden seumur hidup misalnya.Pada masa perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa, Soekarno layak disebutsebagai simbol perjuangan karena pada saat itu beliau mampu tampil sebagai diplomatdan orator yang mampu mengobarkan semangat perjuangan rakyat. Keberanian beliau terlihat ketika menyeruakan secara berapi-api tentang revolusi nasional, nti neokolonialisme  dan imperialisme. Dan juga kepercayaannya terhadap kekuatan massa,kekuatan rakyat. Beliau adalah seorang pemimpin yang rendah hati disamping sebagai seorang pemberani. Sifat ini dapat dilhat dai karyanya ‘Menggali Api Pancasila’. Beliau berkata “Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karenarakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat,” Maka pantasapabila beliau dijadikan simbol perjuangan rakyat karena ketulusannya demi dan untuk rakyatnya.

1 komentar:

  1. thanks all lot,dear. it help me done my paper
    i'm ECH.nice to meet u

    click it, LIKE it, share it please^^thank you
    http://toko-lomba.blogspot.com/2012/10/Sehat-Alami-Produk-Indonesia.html

    BalasHapus