Kamis, 26 September 2013

Sistem Informasi Akuntansi

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.
Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang realible harus memenuhi syarat relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap.
Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi.
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3 subsistem:
-Sistem pemrosesan transaksi
-mendukung proses operasi bisnis harian.
-Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
-Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup
-menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.

Alasan Mempelajari SIA:
-Karena Informasi sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
-SIA digunakan untuk melakukan kontrol terhadap Aset yang dimiliki organisasi tersebut.
-Menyiapkan data data keuangan dan non keuangan untuk menjadi informasi yang akurat guna pengambilan keputusan

Peran Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dalam Rantai Nilai (VALUE CHAIN)
         Pada umumnya organisasi bertujuan menyediakan nilai untuk pelanggan. Hal tersebut membutuhkan pelaksanaan berbagai kegiatan yang berbeda-beda, dan dapat dikonseptualisasikan dalam bentuk rantai nilai (value chain).
Rantai nilai organisasi terdiri dari lima aktivitas utama (primary activities) yang secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggannya, yaitu:
1. Inbound logistics
terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.
2. Operasi (operations)
adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau produk yang sudah jadi.
3. Outbond logistics
adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke para pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan
mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi.
5. Pelayanan (service)
memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan.

Organisasi juga melaksanakan berbagai aktivitas pendukung (support activities) yang memungkinkan kelima aktivitas utama tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif. Aktivitas-aktivitas pendukung tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:
1. Infrastruktur perusahaan mengarah pada aktivitas-aktivitas akuntansi, keuangan, hukum, dan administrasi umum yang penting bagi sebuah organisasi untuk beroperasi. SIA adalah bagian dari infrastruktur perusahaan.
2. Sumber daya manusia melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan, pengontrakan, pelatihan, dan pemberian kompensasi dan keuntungan bagi pegawai.
3. Teknologi merupakan aktivitas yang meningkatkan produk atau jasa. Contoh: penelitian dan pengembangan, investasi dalam teknologi informasi yang baru, pengembangan Website, dan desain produk.
4. Pembelian (purchasing) termasuk seluruh aktivitas yang melibatkan perolehan bahan mentah, suplai, mesin, dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas utama.

Bagaimana SIA dapat menambah nilai bagi organisasi model rantai nilai menunjukkan bahwa SIA adalah aktivitas pendukung. SIA dapat menambah nilai bagi organisasi dengan cara memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, agar kelima aktivitas utama rantai nilai dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. SIA yang dirancang dengan baik dapat melakukan hal ini dengan cara:
1. Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk menghasilkan produk atau jasa.
2. Memperbaiki efisiensi. SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu memperbaiki efisiensi jalannya suatu proses dengan memberikan informasi yang lebih tepat waktu.
3. Memperbaiki pengambilan keputusan. SIA dapat memperbaiki pengambilan keputusan dengan memberikan informasi dengan tepat waktu.
4. Berbagi pengetahuan. SIA yang dirancang dengan baik bisa mempermudah proses berbagi pengetahuan dan keahlian, yang selanjutnya dapat memperbaiki proses operasi perusahaan, dan bahkan memberikan keunggulan kompetitif.

Sistem Informasi Akuntansi sebagai proses bisnis
Akuntansi dapat dikatakan bahasa bisnis. Akuntansi sebagai bahasa bisnis, telah menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk informasi keuangan. 
Sistem informasi akuntansi merupakan bagian terpenting dari seluruh system informasi yang diperlukan oleh manajemen, karena akuntansi dapat memberikan informasi mengenai data keuangan dari hasil operasi perusahaan yang melaksanakan aktivitasnya. Oleh karena itu, akuntansi dan sistem informasi sangat berkaitan erat. Dalam proses akuntansi, input data diperoleh dari adanya transaksi-transaksi sementara, sedangkan outputnya adalah laporan-laporan keuangan.
Pemakai informasi akuntansi, terdiri dari dua kelompok, yaitu pemakai eksternal dan pemakai internal.
Pemakai ekseternal meliputi :
- pemegang saham
- investor
- kreditor
- pemerintah
- pelanggan
- pemasok
- pesaing
- serikat kerja
- masyarakat
Sedangkan pemakai internal adalah pihak manajer dari berbagai tingkatan dalam suatu organisasi, yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya.
Berikut ini merupakan tujuan dari Sistem Informasi Akuntansi :
1. mendukung operasi sehari-hari
2. mendukung pengambilan keputusan manajemen
3. memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung jawaban

Tiga Fungsi Dasar yang Dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan bisnis organisasi secara efisien dan efektif.
• Menangkap data transaksi pada dokumen-dokumen sumber.
• Mencatat data transaksi kedalam jurnal-jurnal, dimana catatan tersebut dibuat secara kronologis dari apa yang telah terjadi.
• Posting data dari jurnal-jurnal ke buku besar, yang menyingkat data dengan jenis rekening.
2. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan bagi manajemen.
Dalam sistem manual, informasi ini disediakan dalam bentuk laporan kedalam dua kategori utama: Laporan keuangan Laporan manajerial
3. Menyediakan pengendalian internal yang memadai (cukup).
– Memastikan bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem adalah handal dan dapat dipercaya.
– Memastikan bahwa aktivitas bisnis yang dilakukan efisien dan sesuai dengan tujuan   manajemen.
– Mengamankan (menjaga) kekayaan organisasi/perusahaan, termasuk data.

Informasi yang disediakan SIA
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) bagi pihak manajemen mempunyai fungsi menyediakan informasi yang berguna dalam hal pengambilan keputusan. Informasi yang disediakan SIA mempunyai dua kategori yaitu laporan keuangan dan laporan manajerial.
Bagi pihak luar perusahaan, laporan keuangan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Misalnya saja dalam pengambilan keputusan mengenai pemberian kredit dan investasi dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Laporan manajerial terdiri dari dua jenis yaitu laporan anggaran dan kinerja. Anggaran adalah alat perencanaan keuangan, sedangkan laporan kinerja digunakan untuk pengendalian keuangan.
Dampak/Implikasi Dari Laporan Anggaran dan Laporan Kinerja TerhadapPerilaku.
Setiap pengukuran akan mempengaruhi perilaku, dalam bisnis hal ini berarti karyawan cenderung memusatkan usaha mereka terutama pada tugas-tugas yang diukur dan dievaluasi. Hal tersebut dapat berarti baik atau buruk tergantung pada sifat dasar hubungan antar perilaku yang diukur dengan tujuan umum perusahaan. Contoh konkritnya: sebuah perusahaan atau organisasi yang bergerak di bidang perdagangan, bagian customer service mendapat tugas untuk mengatasi keluhan pelanggan. Organisasi ingin memuaskan pelanggannya sebaik mungkin dengan biaya serendah mungkin. Apabila customer service dievaluasi hanya berdasar jumlah keluhan yang diselasaikan per unit jam maka ada dua masalah yang mungkin muncul. Customer service akan memusatkan perhatian untuk mengatasi keluhan secepat mungkin dengan tetap mendukung toko, tetapi mereka akan menjauhkan beberapa pelanggan dalam proses ini.
Atau customer service dapat menyerahkan toko hanya untuk menyenangkan setiap pelanggan yang memiliki keluhan. Anggaran seringkali dapat menimbulkan perilaku disfungsional. Contohnya: sebuah organisasi/perusahaan mempunyai suatu anggaran tidak memperhitungkan semua dana yang dibutuhkan untuk membeli mesin yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan kinerja, maka manajer mencoba menyewa mesin tersebut. Solusi ini memungkinkan mereka untuk memenuhi target kinerja mereka dan masih berada dalam batas anggaran, tetapi situasi dapat berakhir dengan membebani perusahaan untuk membayar lebih daripada jika perusahaan membeli mesin tersebut. Bahkan proses penganggaran itu dapat menjadi disfungsional. Manajemen dapat mencurahkan berbagai usaha untuk menekan angka yaitu mencoba membuat angka-angka dalam anggaran menjadi seperti yang diinginkan, bukan memusatkan perhatian tentang cara untuk mencapai misi dan tujuan organisasi.
Sistem Pengendalian Internal
Sistem Pengendalian Internal adalah Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian internal :
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Tujuan sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Pengendalian Internal Akuntansi (Preventive Controls
- Pengendalian Internal Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
2. Pengendalian Internal Administratif (Feedback Controls).
-. Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.





Refrensi :









Tidak ada komentar:

Posting Komentar