Jumat, 23 Mei 2014

Efek Berantai Emosi!

Efek Berantai Emosi!

            Ada sebuah kisah yang kadang kala saya ceritakan di pelatihan kecerdasan emosional. Kisah ini dimulai dari seorang istri yang kesal karena anaknya rewel. Lalu, ia pun bersikap ketus kepada suaminya karena jengkel di hari itu. Sang suami yang jengkel akhirnya membawa perasaan ini kesekolah. Ia kesal dengan istrinya. Ketika mengajar di kelas, ada seorang murid nggak nangke-nangkep saat diterangkan. Ia pun memarahi siswa tersebut. Si siswa ini pun jadi bete seharian. Sampai dirumah, siswa tersebut bertemu adiknya yang mengambl mainannya, lalu dengan kesal adiknyapu di pukulnya. Si adik yang di pukul, menjadi kesal dan marah. Tepat di depanya ada kucing lewat, lalu dengan kesalnya, kucing itu di tendangnya.

            Kisah itu masih bisa diteruskan lagi hingga tidak ada habis-habisnya. Cerita ini sebenarnya hanya untuk menyadarkan kamu bahwa
hati-hati kalau suatu emosi jelek yang kita rasakan biasanya bakal terus berlanjut. Oleh karena itu ketika kamu mulai merasa kesal dan jengkel, kamu mesti belajar men-stop-nya. Alihakan dengan yang lain atau berusaha pikirkan dari sisi yang lain. Dengan demikian, perasaan negatife itu nggak terus-menerus kamu bawa. Akibatnya bisa berbahaya! Lingkaran emosi ini bisa terus berlanjut dan tidak ada habis-habisnya.


Sumber :
Anthony Dio Martin , 101,5 Inspirasi Kecerdasan Emosinal Anak Muda, RAS, Depok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar